Cari Blog Ini

Minggu, 23 Juli 2017

SOEKARNO & POLIGAMI

Salah satu hal yang diingat dari Soekarno hingga sekarang adalah reputasinya sebagai pencinta wanita. Beliau berkata Apa sebab kok gerakan kita tidak pernah mandek tidak pernah padam malahan sampai pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia dikenal sampai keseluruh dunia,sebagai dikenal oleh dunia pada tahun 1883,tatkala gunung krakatau tau meledak. Apa sebab gerakan Indonesia itu saudara-saudara  tidak pernah mandek ialah karena wanita Indonesia di dalam gerakan itu[1].
Sepanjang hayatnya yang mencapai 69 tahun, Soekano menikah resmi sebanyak 9 kali. Kesembilan istrinya yang dinikahi secara resmi itu ialah Siti Oetari,Inggit Ganarsih,Fatmawati,Hartini,Haryati,Ratna Saridewi,Yurike sanger dan Kartini Manoppo.Buna Karo merupakan orang yang pandai merayu, dalam filosofi Bung Karno, matahari artinya sinar milik Allah,sungai batanghari artinya sungai milik Allah. Sukarno adalah adalah arjuna yang tidak pernah sepi dengan rayuan, rayuan yang penuh janji dan cinta yang mampu melalukan hati perempuan hingga bertekuk dalam pelukan. Soekarno berkirim surat yang tidak pernah sepi dengan pujian[2]. Dari kesembilan istri itu Soekarno dakruniai sembilan anak,dari Ibu Fatmawati dikaruniai 5 anak yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra. Dari Ibu Hartini dikaruniai  2 orang putra yaitu Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra. Dari Ibu Haryati dikaruniai 1 orang putri yaitu Ayu Gembirowati. Dari Ratna Saridewi dikaruniai 1 orang putri yaitu Kartika Sari. Dari Ibu Kartini Manoppo dakaruniai 1 orang putra yaitu Totok Suryawan.
Saya kira rekor ini tak akan terpecahkan oleh presiden Indonesia selanjutnya, sampai kapanpun. Sebetulnya, bila menengok sikap Soekarno di masa awal pergerakan (th 1929), polah poligami Soekarno pada zaman puncak karirnya patut dikritisi. Saat itu, ketika bersua H Agus Salim di Bandung, Soekarno muda sudah menikahi Inggit Ganarsih setelah sebelumnya menceraikan Oetari Tjokroaminoto, mengkritik norma Islam yang memperbolehkan adanya poligami. Agus Salim yang memang agamis, membelanya setengah mati lengkap dengan makna aturan tersebut. Sekian tahun kemudian, Agus Salim tetap dengan satu istri, dan Soekarno membuat rekor itu tadi.
Saat Soekarno dengan beraninya minta izin pada Inggit Ganarsih untuk menikahi anak asuh mereka, Fatmawati, mungkin orang banyak maklum. Pasalnya, sudah belasan tahun sejak menikahi wanita yang usianya 13 tahun lebih tua darinya itu, Soekarno tak juga mendapatkan anak. Namun saat ia menikahi Hartini (tahun 1953), sontak kaum wanita saat itu heboh. Mereka bertanya-tanya, apa gerangan yang membuat sang pemimpin berubah pikiran jadi pro dengan poligami?
Ternyata pertanyaan itu dapat terselesaikan dari mulut Soekarno sendiri,ternyata beliau ini ingin mempunyai istri yang penurut, tidak cerewet, tidak suka membantah dan maksimal dalam memberi layanan kepada suami. Apakah karena alasan itu Fatmawati telah gagal memenuhi semua kriteria itu?Mungkin bisa jadi,sekedar untuk diketahui Fatmawati lahir dari keluarga sumatera yang lebih egaliter, ia pun berpendidikan Taman Siswa. Dan catatan, saat Soekarno minta izin menikahi Hartini, Fatmawati sudah cukup disibukkan oleh 5 anak yang dilahirkannya.
Sedangkan dengan istrinya yang keempat ini yaitu Hartini,bisa dikatakan merupakan kebalikan dari Fatmawati dan sesuai dengan kriteria yang disebutkan soekarno diatas. Hartini selalu menyambut dengan mesra setiap Soekarno menyambanginya di Istana Bogor, ia memasak sendiri makanan Soekarno, memijitinya di kala lelah. Hartini juga tak pernah protes, walau dalam 10 tahun pernikahan tak pernah diajak ke Istana Merdeka. Sekalinya ia terpaksa kesana karena dibakar cemburu, mendengar rumor Soekarno sudah menikahi Haryati, seorang gadis yang banyak dideskripsikan orang sebagai hartini muda. Akan saya kemukakan tiga dari sembilan istri Soekarno yang menurut saya berperan besar dalam kehidupan Soekarno mereka adalah Siti Oetari, Inggit Garnasih dan Fatmawati.
Siti oetari merupakan istri pertama soekarno yang juga merupakan putri sulung dari H.O.S Cokroaminoto beliau merupakan tokoh sarekat Islam. Sewaktu itu Soekarno menumpang di rumah HOS Cokroaminoto ketika sedang menempuh pendidikan sekolah menengah atas. Beliau juga merupakan orang yang membiayai sekolah Bung Karno ketika masih di Surabaya[3]. Soekarno menikahi oetari ketika usianya belum genap 20 tahun sedangkan oetari baru berumur 16 tahun. Ia dinikahi soekarno di surabaya pada tahun 1921.Beberapa saat kemudian soekarno pindah ke bandung untuk melanjutkan pendidikan di THS yg sekarang menjadi ITB. Soekarno kemudian menceraikan oetari.
Inggit ganarsih merupakan istri kedua soekarno,ia dinikahi soekarno dalam keadaan janda setelah bercerai dari 2 suami sebelumnya yaitu Nata atmaja merupakan Kopral Belanda dan H.Sanusi, bisa jadi tanpa inggit ganarsih bung karno bukanlah siapa-siapa. Bisa jadi bung karno tdk dpt menyeleseikan kulihnya di THS bandung karena inggit ganarsihlah yang selalu membangkitkan semangatnya dengan dukungan moral dan material. Bung karno mungkin juga akan mengakhiri semangat perjuangannya di balik penjara sukamiskin.Bung Karno akan mati di Ende Flores Namun sayang mereka bercerai setelah sukarno ingin menikah lagi.
Fatmawati merupakan istri ketiga bung karno beliau dilahirkan di bengkulu pada tahun 1923 dan meninggal di Jakarta pada tahun 1980. Dengan Fatmawati Soekarno mempunyai 5 anak. Beliau berperan besar dalam kemerdekaan bangsa Indonesia karena beliaulah yang menjahit bendera merah putih untuk dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Fatmawati tidak mau menikah dengan soekarno sebelum soekarno menceraikan istri keduanya,ia tidak mau dimadu.Ia bersikeras keluar istana setelah mengetahui bung karno menikahi hartini.





DAFTAR PUSTAKA
Ally, Rum.2006.Menyilang Jalan Kekuasaan Militer Otoriter.Jakarta: Kompas
Dake, Antonie C.A. 2006.Sukarno File, Kronologi Suatu Keruntuhan.Jakarta: Aksara Karunia.
Habibie, Bacharuddin Jusuf.2006.Detik-Detik Yang Menentukan.Jakarta: THC Mandiri.
Ham, Ong Hok.2002.Dari Soal Priyayi Sampai Nyi Blorong, Refleksi Historis Nusantara.Jakarta: Kompas.
Herdiato, H. Raharjo.2001.Bung Karno, Gerakan Massa Dan Mahasiswa.Jakarta: Grasindo.
Kuntari, Rien.1998.Hari-Hari Akhir Sukarno di Mata Dewi.Jakarta: Kompas
Notosusanto, Nugroho.1981.80 Tahun Bung Karno.Jakarta timur  : Sinar Harapan

Nuryanti, Yeni.2007.Perempuan Dalam Hidup Sukarno, Biografi Inggit Garnasih.Yogyakarta: Ombak
Paparchontis, Kathleen.2001.100 Pemimpin Dunia Yang Berengaruh Didalam Sejarah Dunia.Batam: Karisma Publishing Group.
T.Simbolon, Parakitri.2006.Menjadi Indonesia.Jakarta: Kompas






[1] Herdiato, H. Raharjo.2001.Bung Karno, Gerakan Massa Dan Mahasiswa.Jakarta: Grasindo P. 67

[2] Nuryanti, Yeni.2007.Perempuan Dalam Hidup Sukarno, Biografi Inggit Garnasih.Yogyakarta: Ombak. P. 34

[3] Paparchontis, Kathleen.2001.100 Pemimpin Dunia Yang Berengaruh Didalam Sejarah Dunia.Batam: Karisma Publishing Group. P. 21.