Salah satu hal yang diingat dari Soekarno hingga sekarang adalah
reputasinya sebagai pencinta wanita. Beliau berkata Apa sebab kok gerakan kita
tidak pernah mandek tidak pernah padam malahan sampai pada tanggal 17 Agustus
1945 Indonesia dikenal sampai keseluruh dunia,sebagai dikenal oleh dunia pada
tahun 1883,tatkala gunung krakatau tau meledak. Apa sebab gerakan Indonesia itu saudara-saudara tidak pernah mandek ialah karena wanita Indonesia
di dalam gerakan itu[1].
Sepanjang hayatnya yang mencapai 69 tahun, Soekano menikah resmi sebanyak
9 kali. Kesembilan istrinya yang dinikahi secara resmi itu ialah Siti
Oetari,Inggit Ganarsih,Fatmawati,Hartini,Haryati,Ratna Saridewi,Yurike sanger
dan Kartini Manoppo.Buna Karo merupakan orang yang pandai merayu, dalam
filosofi Bung Karno, matahari artinya sinar milik Allah,sungai batanghari
artinya sungai milik Allah. Sukarno adalah adalah arjuna yang tidak pernah sepi
dengan rayuan, rayuan yang penuh janji dan cinta yang mampu melalukan hati
perempuan hingga bertekuk dalam pelukan. Soekarno berkirim surat yang tidak pernah sepi dengan pujian[2].
Dari kesembilan istri itu Soekarno dakruniai sembilan anak,dari Ibu Fatmawati
dikaruniai 5 anak yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri,
Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra. Dari
Ibu Hartini dikaruniai 2 orang putra
yaitu Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra. Dari Ibu Haryati dikaruniai
1 orang putri yaitu Ayu Gembirowati. Dari Ratna Saridewi dikaruniai 1 orang
putri yaitu Kartika Sari. Dari Ibu Kartini Manoppo dakaruniai 1 orang putra
yaitu Totok Suryawan.
Saya kira rekor ini tak akan terpecahkan oleh presiden Indonesia selanjutnya, sampai
kapanpun. Sebetulnya, bila menengok sikap Soekarno di masa awal pergerakan (th
1929), polah poligami Soekarno pada zaman puncak karirnya patut dikritisi. Saat
itu, ketika bersua H Agus Salim di Bandung, Soekarno muda sudah menikahi Inggit
Ganarsih setelah sebelumnya menceraikan Oetari Tjokroaminoto, mengkritik norma
Islam yang memperbolehkan adanya poligami. Agus Salim yang memang agamis,
membelanya setengah mati lengkap dengan makna aturan tersebut. Sekian tahun
kemudian, Agus Salim tetap dengan satu istri, dan Soekarno membuat rekor itu
tadi.
Saat Soekarno dengan beraninya minta izin pada Inggit Ganarsih untuk
menikahi anak asuh mereka, Fatmawati, mungkin orang banyak maklum. Pasalnya,
sudah belasan tahun sejak menikahi wanita yang usianya 13 tahun lebih tua
darinya itu, Soekarno tak juga mendapatkan anak. Namun saat ia menikahi Hartini
(tahun 1953), sontak kaum wanita saat itu heboh. Mereka bertanya-tanya, apa
gerangan yang membuat sang pemimpin berubah pikiran jadi pro dengan poligami?
Ternyata pertanyaan itu dapat terselesaikan dari mulut Soekarno
sendiri,ternyata beliau ini ingin mempunyai istri yang penurut, tidak cerewet,
tidak suka membantah dan maksimal dalam memberi layanan kepada suami. Apakah
karena alasan itu Fatmawati telah gagal memenuhi semua kriteria itu?Mungkin
bisa jadi,sekedar untuk diketahui Fatmawati lahir dari keluarga sumatera yang
lebih egaliter, ia pun berpendidikan Taman Siswa. Dan catatan, saat Soekarno
minta izin menikahi Hartini, Fatmawati sudah cukup disibukkan oleh 5 anak yang
dilahirkannya.
Sedangkan dengan istrinya yang keempat ini yaitu Hartini,bisa dikatakan
merupakan kebalikan dari Fatmawati dan sesuai dengan kriteria yang disebutkan
soekarno diatas. Hartini selalu menyambut dengan mesra setiap Soekarno
menyambanginya di Istana Bogor ,
ia memasak sendiri makanan
Soekarno, memijitinya di kala lelah. Hartini juga tak pernah protes, walau
dalam 10 tahun pernikahan tak pernah diajak ke Istana Merdeka. Sekalinya ia
terpaksa kesana karena dibakar cemburu, mendengar rumor Soekarno sudah menikahi
Haryati, seorang gadis yang banyak dideskripsikan orang sebagai hartini muda.
Akan saya kemukakan tiga dari sembilan istri Soekarno yang menurut saya
berperan besar dalam kehidupan Soekarno mereka adalah Siti Oetari, Inggit
Garnasih dan Fatmawati.
Siti oetari merupakan istri pertama soekarno yang juga merupakan putri
sulung dari H.O.S Cokroaminoto beliau merupakan tokoh sarekat Islam. Sewaktu
itu Soekarno menumpang di rumah HOS Cokroaminoto ketika sedang menempuh
pendidikan sekolah menengah atas. Beliau juga merupakan orang yang membiayai
sekolah Bung Karno ketika masih di Surabaya [3].
Soekarno menikahi oetari ketika usianya belum genap 20 tahun sedangkan oetari
baru berumur 16 tahun. Ia dinikahi soekarno di surabaya
pada tahun 1921.Beberapa saat kemudian soekarno pindah ke bandung untuk melanjutkan pendidikan di THS
yg sekarang menjadi ITB. Soekarno kemudian menceraikan oetari.
Inggit ganarsih merupakan istri kedua soekarno,ia dinikahi soekarno dalam keadaan janda
setelah bercerai dari 2 suami sebelumnya yaitu Nata atmaja merupakan Kopral
Belanda dan H.Sanusi, bisa jadi tanpa inggit ganarsih bung karno bukanlah
siapa-siapa. Bisa jadi bung karno tdk dpt menyeleseikan kulihnya di THS bandung karena inggit
ganarsihlah yang selalu membangkitkan semangatnya dengan dukungan moral dan
material. Bung karno mungkin juga akan mengakhiri semangat perjuangannya di
balik penjara sukamiskin.Bung Karno akan mati di Ende Flores Namun sayang
mereka bercerai setelah sukarno ingin menikah lagi.
Fatmawati merupakan istri ketiga bung karno beliau dilahirkan di bengkulu
pada tahun 1923 dan meninggal di Jakarta
pada tahun 1980. Dengan Fatmawati Soekarno mempunyai 5 anak. Beliau berperan
besar dalam kemerdekaan bangsa Indonesia
karena beliaulah yang menjahit bendera merah putih untuk dikibarkan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Fatmawati tidak mau menikah dengan soekarno sebelum
soekarno menceraikan istri keduanya,ia tidak mau dimadu.Ia bersikeras keluar
istana setelah mengetahui bung karno menikahi hartini.
DAFTAR PUSTAKA
Ally, Rum.2006.Menyilang Jalan
Kekuasaan Militer Otoriter.Jakarta: Kompas
Dake, Antonie C.A.
2006.Sukarno File, Kronologi Suatu
Keruntuhan.Jakarta: Aksara Karunia.
Habibie, Bacharuddin Jusuf.2006.Detik-Detik
Yang Menentukan.Jakarta: THC Mandiri.
Ham, Ong Hok.2002.Dari Soal Priyayi
Sampai Nyi Blorong, Refleksi Historis Nusantara.Jakarta: Kompas.
Herdiato, H. Raharjo.2001.Bung
Karno, Gerakan Massa
Dan Mahasiswa.Jakarta: Grasindo.
Kuntari, Rien.1998.Hari-Hari Akhir
Sukarno di Mata Dewi.Jakarta: Kompas
Notosusanto,
Nugroho.1981.80 Tahun Bung Karno.Jakarta
timur : Sinar Harapan
Nuryanti, Yeni.2007.Perempuan Dalam
Hidup Sukarno, Biografi Inggit Garnasih.Yogyakarta: Ombak
Paparchontis, Kathleen.2001.100
Pemimpin Dunia Yang Berengaruh Didalam Sejarah Dunia.Batam: Karisma
Publishing Group.
T.Simbolon, Parakitri.2006.Menjadi
Indonesia.Jakarta: Kompas
[1] Herdiato, H. Raharjo.2001.Bung Karno, Gerakan Massa Dan Mahasiswa.Jakarta:
Grasindo P. 67
[2] Nuryanti, Yeni.2007.Perempuan Dalam Hidup Sukarno, Biografi
Inggit Garnasih.Yogyakarta: Ombak. P. 34
[3] Paparchontis, Kathleen.2001.100 Pemimpin Dunia Yang Berengaruh Didalam
Sejarah Dunia.Batam: Karisma Publishing Group. P. 21.