Partai Komunis Indonesia (PKI)
adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya,
PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda
pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh
rezim Orde Baru ikut mendalangi insiden G30S pada tahun 1965.Keanggotaan PKI pada
waktu pemberontakan meletus sebenarnya sangat kecil(1) sehingga tuduhan dalang
PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan
masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontakan itu
didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI tahun 1965 tidak
terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih
diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang yang
lolos dari pembantaian anti PKI. Setidaknya lebih dari lima teori berusaha
mengungkap kejadian tersebut.Dalam Kongres PKI di
kotagede(desember1924)tercatat 1237 anggota PKI dan 33.748 simpatisan (sarekat
Rakyat)(2). Namun teori-teori yang terkadang saling berlawanan menjadikanya
diskusi besar sampai hari ini.
Gerakan Awal PKI
Partai ini didirikan atas
inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial
Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85
anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial
Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda
[1]
Pada saat pembentukannya, ISDV
tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100
orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga
pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan cepat berkembang menjadi
radikal dan anti kapitalis. Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak
puas dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV.
Pada 1917, kelompok reformis dari ISDV memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri, yaitu Partai Demokrat Sosial
Hindia.
1 .Moedjanto,G.(1978).Pergolakan Tahun 1925-1927:Pemerontakan PKI
Atau Pemberontakan Rakyat.Yogyakarta:IKIP Sanata Dharma.Page:20.
2. Moedjanto,G.(1978).Pergolakan Tahun 1925-1927:Pemerontakan PKI
Atau Pemberontakan Rakyat.Yogyakarta:IKIP Sanata Dharma.Page:20
Pembentukan Partai Komunis
PKI adalah suatu partai yang kuat
dengan 3juta anggota(3)Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke
dalam Sarekat Islam. Keadaan yang semakin parah dimana ada perselisihan antara
para anggotanya, terutama di Semarang dan Yogyakarta membuat Sarekat Islam
melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang anggotanya mendapat gelar ganda di
kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja membuat
para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk
partai baru yang disebut ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama
organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaoen diangkat
sebagai ketua partai.
PKH adalah partai komunis pertama
di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili
partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada 1920.Pada 1924 nama
partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI).
Setelah kemerdekaan: bangkit
kembali
Sejak tahun 1927 secara simulasi
diusahakan untuk memasukkan orang-orang komunis Indonesia maupun simpatisanya kedalam
negeri untuk membangun kembali PKI(4).Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari
1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan Belanda melakukan perundingan yang
dikenal sebagai Perundingan Renville. Hasil kesepakatan perundingan Renville
dianggap menguntungkan posisi Belanda. Sebaliknya,RI menjadi pihak yang
dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang dimiliki.Oleh karena itu, kabinet
Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa, kabinet tersebut dijatuhkan pada 23
Januari 1948. Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta.
Selanjutnya Amir Syarifuddin
membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948. Kelompok politik ini
berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah kabinet
Hatta. FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan.
Beberapa aksi yang dijalankan
kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda antipemerintah,
mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh
lawan-lawan politik, serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat.
Pada 1950, PKI memulai kembali
kegiatan penerbitannya, dengan organ-organ utamanya yaitu Harian Rakjat dan
Bintang Merah. Pada 1950-an, PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di
bawah pimpinan D.N. Aidit, dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis
dan anti Barat yang diambil oleh Presiden Soekarno. Aidit dan kelompok di
sekitarnya, termasuk pemimpin-pemimpin muda seperti Sudisman, Lukman, Njoto dan
Sakirman, menguasai pimpinan partai pada 1951. Pada saat itu, tak satupun di
antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun. Di bawah Aidit, PKI berkembang
dengan sangat cepat, dari sekitar 3.000-5.000 anggota pada 1950, menjadi 165
000 pada 1954 dan bahkan 1,5 juta pada 1959 [4]
Pada Pemilu 1955, PKI menempati
tempat keempat dengan 16% dari keseluruhan suara. Partai ini memperoleh 39
kursi (dari 257 kursi yang diperebutkan) dan 80 dari 514 kursi di Konstituante.
Perlawanan terhadap kontrol
Belanda atas Papua bagian barat merupakan masalah yang seringkali diangkat oleh
PKI selama tahun 1950-an.
Pada Juli 1957, kantor PKI di
Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan yang sama PKI memperoleh banyak
kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di kota-kota. Pada September 1957, Masjumi
secara terbuka menuntut supaya PKI dilarang.
Pada 3 Desember 1957,
serikat-serikat buruh yang pada umumnya berada di bawah pengaruh PKI, mulai
menguasai perusahaan-perusahaan milik Belanda. Penguasaan ini merintis
nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh asing. Perjuangan
melawan para kapitalis asing memberikan PKI kesempatan untuk menampilkan diri
sebagai sebuah partai nasional.
Pada Februari 1958 terjadi sebuah
upaya kudeta yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pro Amerika Serikat di
kalangan militer dan politik sayap kanan. Para pemberontak, yang berbasis di
Sumatera dan Sulawesi, mengumumkan pada 15 Februari 1958 telah terbentuk
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Pemerintahan yang disebut
revolusioner ini segera menangkapi ribuan kader PKI di wilayah-wilayah yang
berada di bawah kontrol mereka. PKI mendukung upaya-upaya Soekarno untuk
memadamkan pemberontakan ini, termasuk pemberlakuan Undang-Undang Darurat.
Pemberontakan ini pada akhirnya berhasil dipadamkan.
Pada 1959, militer berusaha
menghalangi diselenggarakannya kongres PKI. Namun demikian, kongres ini
berlangsung sesuai dengan jadwal dan Presiden Soekarno sendiri menyampaikan sambutannya.
Pada 1960, Soekarno melancarkan slogan Nasakom yang merupakan singkatan dari
Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Dengan demikian peranan PKI sebagai mitra
dalam politik Soekarno dilembagakan. PKI membalasnya dengan menanggapi konsep
Nasakom secara positif, dan melihatnya sebagai sebuah front bersatu yang
multi-kelas.
Meskipun PKI mendukung Soekarno,
ia tidak kehilangan otonomi politiknya. Pada Maret 1960, PKI mengecam
penanganan anggaran yang tidak demokratis oleh Soekarno. Pada 8 Juli 1960,
Harian Rakjat memuat sebuah artikel yang kritis terhadap pemerintah. Para
pemimpin PKI ditangkap oleh militer, namun kemudian dibebaskan kembali atas
perintah Soekarno.
Dengan berkembangnya dukungan dan
keanggotaan yang mencapai 3 juta orang pada 1965, PKI menjadi partai komunis
terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. Partai itu mempunyai basis yang kuat dalam
sejumlah organisasi massa, seperti SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh
Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lembaga
Kebudajaan Rakjat (Lekra) dan Himpunan Sardjana Indonesia (HSI). Menurut
perkiraan seluruh anggota partai dan organisasi-organisasi yang berada di bawah
payungnya mungkin mencapai seperlima dari seluruh rakyat Indonesia.
Pada Maret 1962, PKI bergabung
dengan pemerintah. Para pemimpin PKI, Aidit dan Njoto, diangkat menjadi menteri
penasihat. Pada bulan April 1962, PKI menyelenggarakan kongres partainya. Pada
1963, pemerintah Malaysia, Indonesia dan Filipina terlibat dalam pembahasan
tentang pertikaian wilayah dan kemungkinan tentang pembentukan sebuah
Konfederasi Maphilindo, sebuah gagasan yang dikemukakan oleh presiden Filipina,
Diosdado Macapagal. PKI menolak gagasan pembentukan Maphilindo dan federasi
Malaysia. Para anggota PKI yang militan menyeberang masuk ke Malaysia dan
terlibat dalam pertempuran-pertempuran dengan pasukan-pasukan Inggris dan
Australia. Sebagian kelompok berhasil mencapai Malaysia lalu bergabung dalam
perjuangan di sana. Namun demikian kebanyakan dari mereka ditangkap begitu
tiba. Kebanyakan dari satuan-satuan tempur PKI aktif di wilayah perbatasan di
Kalimantan.
Pada Januari 1964, PKI mulai
menyita hak milik perusahaan-perusahaan Inggris di Indonesia.
Salah satu hal yang sangat aneh
yang dilakukan PKI adalah dengan diusulkannya Angkatan ke-5 yang terdiri dari
buruh dan petani, kemungkinan besar PKI ingin mempunyai semacam militer partai
seperti Partai Komunis Cina dan Nazi dengan SS nya. Hal inilah yang membuat TNI
AD merasa khawatir takut adanya penyelewengan senjata yang dilakukan PKI dengan
"tentaranya".
Pada era akhir kekuasaan
Soekarno, munculah suatu insiden pembunuhan jenderal-jenderal TNI yang disebut
insiden G30S. Dalam era ketidak jelasan dan kekacauan ini membuat PKI dan
Soekarno dalam masalah besar yaitu menghadapi krisis nasional. Dengan alasan
'keterlibatan PKI dalam G30S', partai ini dilarang oleh Pangkopkamtib Soeharto
pada tanggal 12 Maret 1966, setelah mendapat Surat Perintah Sebelas Maret dari
Presiden Soekarno. Yang kemudian diklaim oleh Soeharto sebagai tonggak utama
kekuatan politiknya.
Gerakan 30 September sendiri
sangat membingungkan, karena Soekarno sendiri dalam pidatonya mengatakan bahwa
Gestok (Sebutan Soekarno untuk G 30 S) terjadi diantaranya karena keblingeran
pemimpin-pemimpin PKI.
Setelah itu bermula sebuah
sejarah hitam bangsa Indonesia di mana ribuan orang tak bersalah -- terutama di
pulau Jawa dan Bali -- dibantai secara sia-sia karena dituduh ikut komunis.
Hal ini disebabkan karena rakyat
Indonesia sudah merasa sangat menderita ketika PKI dianakemaskan, banyak sekali
kasus-kasus pembunuhan rakyat Indonesia non PKI dilakukan oleh orang PKI tanpa
ada kejelasan hukum
Menurut beberapa sumber antara
500.000 jiwa sampai 2 juta jiwa tewas dibunuh. Ribuan lainnya mendekam di
penjara atau dibuang ke pulau Buru.
Sebuah upaya rekonsiliasi dan
rehabilitasi yang diprakarsai oleh (mantan) presiden Gus Dur, ketika ia masih
menjabat sebagai presiden diprotes beberapa partai, terutama yang berlatar
belakang agama di Indonesia. Usul rekonsiliasi oleh Gus Dur telah membuka
kesempatan bagi orang-orang yang masih percaya pada ideologi berhaluan kiri
untuk kembali aktif dalam politik Indonesia, yaitu memiliki hak untuk memilih.
Sesuatu hal yang tak didapatkan pada era Soeharto.Pada Pemilu 1955, PKI
menempati tempat keempat dengan 16% dari keseluruhan suara. Partai ini
memperoleh 39 kursi (dari 257 kursi yang diperebutkan) dan 80 dari 514 kursi di
Konstituante.
Perlawanan terhadap kontrol
Belanda atas Papua bagian barat merupakan masalah yang seringkali diangkat oleh
PKI selama tahun 1950-an.
Pada Juli 1957, kantor PKI di
Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan yang sama PKI memperoleh banyak
kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di kota-kota. Pada September 1957, Masjumi
secara terbuka menuntut supaya PKI dilarang
Pada 3 Desember 1957, serikat-serikat
buruh yang pada umumnya berada di bawah pengaruh PKI, mulai menguasai
perusahaan-perusahaan milik Belanda. Penguasaan ini merintis nasionalisasi atas
perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh asing. Perjuangan melawan para
kapitalis asing memberikan PKI kesempatan untuk
menampilkan diri sebagai sebuah partai nasional.
3. Anwar,yozar.(1982).Protes kaum muda ! ;Kisah Bubarnya PKI
,
Jatuhnya
Soekarno : Tenggelamnya KAMI.Jakarta : PT variasi Jaya/Kartini
Group.Page:37.
4 . Soedjono,Imam.(2006).Yang Berlawan :Membongkar Tabir Pemalsuan
Sejarah PKI.Pengantar:George Junus Aditjondro.Yogyakarta:Resist
Book.Page:43.
Daftar Pustaka
Anwar,yozar.(1982).Protes kaum muda ! ;Kisah Bubarnya PKI
,
Jatuhnya
Soekarno : Tenggelamnya KAMI.Jakarta : PT variasi Jaya/Kartini
Group.
Said,Tribuana&D.S.Moeljanto.(1983).Perlawanan Pers Indonesia (BPS) Terhadap
Gerakan PKI.Jakarta:Sinar Harapan.
Soedjono,Imam.(2006).Yang Berlawan :Membongkar Tabir Pemalsuan
Sejarah PKI.Pengantar:George Junus Aditjondro.Yogyakarta:Resist Book.
Stanley.(1995).Bayang-Bayang PKI.Jakarta:Institut Studi
Arus Informasi.
Moedjanto,G.(1978).Pergolakan Tahun 1925-1927:Pemerontakan PKI
Atau Pemberontakan Rakyat.Yogyakarta:IKIP Sanata Dharma.
Lukman,M.H.(1963).Adjakan PKI Kepada Kaum Pengusaha
Nasional.Djakarta:”pembaharuan”.
Soerojo,Soegiarso.(1988).Siapa Menabur Angin Akan Menuai
Badai(G30S/PKI dan Peran Bung Karno.Jakarta:Sri Murni.
Atmowiloto,Arswendo.(1994).Penghianatan G30S/PKI.Jakarta:Pustaka
Sinar Harapan.
Sudisman(2001).Kritik Otokritik Seorang Politbiro CC PKI.Jakarta
Teplok Press.
Lubis,Ibrahim.(1976).Islam Membendung Arus Komunisme.Jakarta:Telaga
Bening