Teriakan Bung Karno tidak tinggal gaungnya saja, perbagai upaya ditempuh
untuk mewujudkan cita – citanya. Berbagai kaum muda dari seluruh pelosok
nusantara dirangkul, diikat dalam kesatuan tekat, persaudaraan, dan cita – cita
yang sama. Dari berbagai upaya tersebut, setelah lolos dari aneka ragam
rintangan puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945, pencetusan hebat dan
kebebasan di proklamasikan. Saat itu lahir setitik kejelasan akan masa depan
bangsa Indonesia ,
melalui kemerdekaan yang akhirnya dapat di rengkuh.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia . Hal – hal mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain – lain diselenggarakan dengan cara seksama dan
dengan tempo sesingkat – singkat nya.
Atas nanma bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
Bersama Bung
Hatta, Sayuti Melik, dan ratusan
putra terbaik negeri ini, Bung Karno berhasil menjawab penderitaan
rakyat. Diteriakannya proklamasi di radio dan di kibarkannya pusaka sang merah
putih.
Agar negeri tercinta tidak mudah goyah maka, pancasila ditancapkan dalam
relung hati bangsa khususnya para generasi muda agar senantiasa melestarikan
perjuangan. Supaya tunas bangsa tidak
melalaikan tugas untuk ikut serta membangun Indonesia . Dengan demikian, tetesan
darah dan cucuran keringat para pejuang bangsa yang ikhlas menempuh kematian
untuk menyejahterakan rakyat tidak sia-sia.
Tulisan sederhana ini dipaparkan bermaksud mengajak generasi muda supaya mengerti
dan paham sosok Bung Karno. Beliau adalah tokoh yang memegang teguh garuda
pancasila sebagai senjata untuk mempertahankan semangat kemerdekaan dari
belenggu penjajahan. Memupuk kembali jiwa patriotisme dan mengamalkan pancasila
yang kini telah terabaikan, tergilas
oleh sang waktu.
Bung Karno lahir
di Blitar, 6 Juni 1901. Semasa kecil, beliau hanya beberapa tahun hidup bersama
orang tuanya di Blitar. Masa SD
hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya ,
indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri
Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger
School ). Saat belajar di
HBS, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Lulus HBS tahun 1920,
beliau pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische
Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB) dan berhasil meraih gelar "Ir" pada tanggal 25 Mei 1926.
Putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai ini
merupakan sosok yang cerdas, pemberani dan pantang menyerah. Kegigihannya dalam
mempertahankan negerinya dari tangan penjajah merupakan prestasi yang luar
biasa dan patut untuk dijadikan panutan. Tidak hanya sampai di situ, pengetahuannya
yang luas membuat beliau menerapkan filsafat yang pada saat ini hampir
terlupakan. Yaitu sepuluh batang lidi
lebih kuat dari pada satu batang lidi. Saat beliau melihat Indonesia
yang begitu terpuruk, batinnya menjerit. Prihatin atas apa yang terjadi pada
bangsa tercinta. Dengan jiwa nasionalisme yang membara, Bung Karno menggugah
semangat pemuda Indonesia
agar bangkit dan memperjuangkan tanah air nya. Rasa sebangsa, setanah air,
senasib dan seperjuangan telah menghapus pemikiran sempit adanya perbedaan
agama, ras dan golongan. Justru hal tersebut dijadikan suatu titik untuk
membangun persatuan.
Pada 4 Juli 1927, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI
(Partai Nasional lndonesia) dengan tujuan Indonesia Merdeka. Yang mengakibatkan
Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan
kemudian beliau disidang. Dalam pembelaannya, beliau menelanjangi kemurtadan
Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.
Pembelaan tersebut membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,Flores , tahun 1933. Empat
tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Pembelaan tersebut membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,
Dari berbagai perjuangan yang
dialami, puncaknya pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno terpilih secara
aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan
gagasan tentang dasar Negara yang disebut Pancasila. Beliau merumuskan
pancasila sebagai ideology Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berupaya
mempersatukan nusantara, dan berusaha
menghimpun bangsa-bangsa di
Asia-Afrika dan Amerika Latin. Yang kemudian terlaksana tahun 1955 di Bandung dengan konferensi
Asia Afrika yang kemudian berkembang menjadi gerakan non blok.
Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari
100 negara lebih yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari
organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979,
adalah untuk menjamin “kemerdekaan,
kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara
nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme,
kolonialisme,
neo-kolonialisme, apartheid,
zionisme,
rasisme
dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni
dan menentang segala bentuk blok politik.
Garis politik internasional
Bung Karno yang anti-imperialis yang didengung-dengungkan sampai tahun 1965
ternyata benar, bahkan telah menjadi sikap dari rakyat dan negara di dunia.
Lelaki yang dijuluki putera sang fajar itu, sampai akhir hayatnya mendambakan
solidaritas antara rakyat Asia-Afrika dan Amerika Latin dalam perjuangan
bersama melawan neo-kolonialisme dan imperialisme. Jika beliau masih hidup dan melihat buah
pikirannya menjadi kenyataan pastilah beliau akan meras senang. Meskiun begitu
dari alam yang bebeda beliau akan berseri-seri
karena melihat perkembangan situasi dunia yang sudah mengalami banyak
perubahan.
Bung Karno merupakan sosok pemimpin bangsa yang mencintai bangsa dengan
sepenuh hati. Dan figure yang berani membawa negerinya berdiri di atas kaki
sendiri. Semangatnya untuk
membangun kembali bangsa ini tidak pernah padam walaupun sudah berkali-kali dibuang dan diasingkan. Pemimpin yang mampu mendorong dan
menggerakkan rakyat untuk memanfaatkan potensi dan kapabilitas guna mencapai
kehidupan yang lebih baik. Sosok pemimpin yang tidak banyak keluh kesah. Kepemimpinan yang memiliki daya
juang dan motivasi tinggi, sehingga
mampu memotivasi dan menginspirasi bangsanya. Karakter seperti inilah yang sangat
dibutuhkan Bangsa Indonesia
untuk mencapai puncak kejayaan. Sayangnya, kreteria tersebut sangat jarang
ditemukan di era global ini. Dilihat dari pola kepemimpinan sekarang ini,
perbandingannya adalah 1:1000. Mengingat telah lunturnya arti kemerdekaan
sesungguhnya dalam diri penerus bangsa. Pancasila
sebagai ideologi bangsa sudah
tidak memiliki kharisma di
mata masyarakat Indonesia .
“ Berikan aku sepuluh pemuda, maka
akan ku goncang dunia.” Gelegar Bung Karno. Itulah kata Bapak proklamasi
kita yang dideklamasikan seraya mengangkat tongkat. Dari seribu manusia yang
mendongakkan kepala, tidak
berhasil merubah kekuatan yang sempit melebar ruah hingga sampai terdengar
gaung negeri sebelah.
Mengertikah kita pemuda seperti apa yang beliau maksud? Tentu saja yang
di maksud bukan pemuda yang memiliki kekuatan super yang dapat menjungkir
balikan seisi kota
seperti spiderman, superman dan kawan – kawannya. Melainkan sepuluh pemuda yang
memiliki jiwa pancasila.
Dimana dalam badan sila pertama Ketuhanan
Yang Maha Esa mencerminkan prinsip. Yakin dan teguh pada diri sendiri dan
Tuhan-nya. Sila yang ke dua, Kemanusiaan Yang Adil dan
beradab bermakna adanya kesamaan
derajat pada setiap manusia. Maka, jadilah manusia yang pandai sehingga dapat
membedakan antara baik dan buruk. Yang ditekankan dalam sila ini adalah
kesempurnaan pemikiran. Adanya keseimbangan antara nurani dan akal. Bila
kesempurnaan pemikiran ini telah kita miliki, kita bisa menjdi manusia yang
berperilaku adil dan beradab.
Yang ketiga, Persatuan Indonesia .
Mengapa pada sila ke tiga ini di tulis persatuan Indonesia ? Bukannya kesatuan dunia
atau sejenisnya? Karena kita bangsa Indonesia
memiliki begitu banyak perbedaan. Mulai dari agama, budaya, bahasa daerah, ras
dan golongan. Maka dari itu kita harus bersama-sama menyatukan perbedaan menjadi satu keutuhan, satu tujuan yaitu kemerdekaan yang kekal. Seperti
filsafat, sepuluh batang lidi lebih kuat dari pada satu batang lidi. Yang juga
terdapat pada semboyan bangsa, Bhineka
tunggal ika. Yang berarti berbeda – beda tetapi tetap satu jua. Kita harus
mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, ras, maupun golongan.
Sehingga bukan tidak mungkin suatu saat , bila hal tersebut telah tercapai kita dapat mempersatukan seluruh Negara dan
membangun persatuan dunia.
Ke empat, Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Maksudnya
adalah jadilah manusia yang bisa memimpin diri sendiri, bijaksana dalam
bertindak dan memutuskan. Dasarnya adalah baik dan buruk, salah dan benar.
Sehingga terbentuklah manusia pemimpin, dimana ia dapat menampung segala bentuk
aspirasi bersama untuk kebersamaan.
Dan sila yang terakhir adalah Keadilan
social bagi seluruh Rakyat Indonesia .
Sila kelima merupakan pokok – pokok pemikiran
dari sila pertama hingga sila ke empat. Yaitu menciptakan manusia yang yang
rela, adil, dan luhur demi kebaikan bersama.Yang terinspirasi dari “Rahmatan lil alamin"
Sehingga
terbentuklah manusia yang berjiwa pancasilais.
Kelima sila itu telah
melekat kuat dalam jiwa pemuda Indonesia,
akan membentuk sosok satria pancasila. Dampak terdasyat adalah akan
terjadi revolusi kepemimpinan, hingga melahirkan Indonesia yang baru. Yang tingkat
kesejahte-raannya melambung
tinggi. Sehingga tidak ada lagi KKN dan pelonjakan harga kebutuhan pokok yang
membuat rakyat kecil tercekik. Ini lah sosok Bung Karno yang ingin menanamkan
arti Pancasila dalam jiwa muda penerus bangsa. Namun sayangnya, kaula muda tak
lagi mau melirik bentuk dan karakter Bung Karno yang dapat diteladani ataupun
berusaha menggali pengetahuan tentang kepemimpinan masa depan yang bersih untuk
membangun kembali Indonesia .
Sehingga Pancasila yang
mengandung nilai – nilai moral tinggi pun tak lagi di pedulikan.
Bung Karno merupakan tokoh
proklamator kemerdekaan yang memiliki pola kepemimpinan tegas, jelas dan
berkarakter. Yang menyatukan perkataan dengan perbuatan. Kepastian ini bisa
berupa kepastian hukum dan keadilan, ataupun kepastian akses mendapat
pendidikan dan penghidupan yang layak. Banyak pemimpin kita sekarang yang lalai
akan janji – janji yang pernah di ucapkan saat kampanye setelah menjadi bupati,
gubernur atau pun presiden. Sehingga apa yang mereka kerjakan kemudian hanya
dapat membuat rakyat kecil menangis dan menambah beban penderitaannya.
Kepemimpinan yang dicontohkan oleh Bung Karno bukanlah kepemimpinan yang
berorientasi pada diri sendiri. Melainkan kepemimpnan yang memiliki
sensitivitas kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan nasional dan rakyat.
Sehingga kebijakan politik atau ekonomi dari kepemimpinan haruslah mengutamakan
kepentingan nasional dan masyarakatnya. Tidak hanya mementingkan tebal kantong
sendiri yang pada akhirnya akan mendorong Indonesia kedalam jurang
kehancuran, bila tidak ada perubahan mendasar pada diri pemerintah dan para
penerusnya.
Andaikan sosok Bung Karno dapat dijadikan contoh dan panutan
untuk membangun negeri, mungkin Indonesia
tidak akan mengalami keterpurukan untuk yang kedua kalinya. Hanya saja
perbedaannya, peyebab keterpurukan Negara ini di masa lalu adalah penjajahan tidak berperi kemanusiaan selama tiga
setengah abad. Tetapi saat ini, para pemimpin
tidak mengemban amanah,
karena lunturnya Pancasila
dalam jiwa mereka.
Oleh karena itu,
kita sebagai rakyat Indonesia
wajib memahami dan mengamalkan makna sebenarnya dari Pancasila. Dalam titahnya mempunyai pengertian singkat, yaitu keyakinan untuk berketuhanan Yang Maha Esa dengan
rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. Semua itu untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan dengan
kerakyatan yang dipimpin dengan hikmat penuh kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan. Guna memajukan dan menciptakan singgasana keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia .
Marilah kita renungkan perjuangn para tokoh nasional yang dengan gigihnya
mempertahankan Indonesia .
Pola kepemimpinan yang patut dijadikan contoh
para tunas bangsa supaya menjadi pemimpin yang amanah dan dapat menghargai
jasa para pahlawannya. Jati
diri bangsa sangat bergantung sejauh mana pola kepemimpinan memiliki
kepercayaan diri dan membawa
bangsanya dalam kemandirian. Generasi penerus bangsa, para pemuda pemudi Indonesia
berfkirlah!! Hamemayu hayuning bawono.
Jadikan sesuatu yang indah menjadi lebih indah. Menjadikan keadaan yang baik
menjadi lebh baik. Dan meluruskan yang salah dan keliru demi kemerdekaan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia .
Muliya negeri kita, Indonesia
raya.
Daftar Pustaka
http://kaskus.us.com/unduh
19 September 2011 16.53
http://oemahmatematika.com 19 September 2011
UUD 1945
keterangan
dari cucu Alm. Soenodjo
(pejuang
’45)