Peran Pers dalam Pergerakan Nasional
Berdirinya organisasi kebangsaan
menandai kebangkitan pers Indonesia.Munculnya kesadaran akan pers dapat
memberikan informasi tentang berbagai hal juga memengaruhi dan membentuk
pendapat(opini) publik.Pada masa pergerakan nasional hampir semua partai
mempunyai surat kabar dan dengan surat kabar itulah suatu organisasi kebangsaan
memasyarakatkan,mengkampanyekan,dan mempropagandakan program-program organisasi
serta kritik terhadap kebijakan pemerintah kolonial.
1. Pers Budi Utomo
Pers
sebagai penyambung organisasi,ia juga menerbitkan surat kabar Darmo Kondo
2. Pers Serekat Islam
Menerbitkan
Oetoesan Hindia Sejak 1913
3. Pers Indische Partij
Diterbitkan
majalah dua mingguan Het Tijsch rift dan surat kabar De Expres yang memuat
pandangan politik Douwes Dekker
4. Pers Perhimpunan Indonesia
Awalnya
bernama Indische Vereeniging(IV) menerbitkan majalah Hindia Poetra kemudian
diganti Indonesia Merdeka pada tahun 1923.
Perkembangan awal Indonesia adalah pers
Daerah dan bahasa Melayu,Tahun 1909,E.F.E. Douwes Dekker menilai kedudukan pers
bahasa Melayu lebih penting dari pers Belanda.Adapun cir-cirii pers Melayu
adalah :
1.Berisi
berita atau karangan yang jelas ,hanya golongan keturunan Cina
2.Dibiayai
dan di kerjakan oleh orng Cina di mana
lingkungan pembaca adalah penduduk Bumi Putra
3.Surat
kabar berbahasa Melayu dibaca oleh kedua golongan itu.Contoh:Bintang Soerabaja(1861)isinya
menentang pemerintah dan berpengaruh di kalangan orang Cina dari partai modern
di Jawa Timur.
Pada masa demokrasi terpimpin kehidupan
pers nasional didominasi oleh pers komunis.Harian Rakyat misalnya,ia
mempropagandakan ideology komunis dan menyingkirkan ideology lain sehingga
fungsi pers di telan arus.
Pers
Orde Baru
Orde Baru merupakan titik
balik,pemerintah bertekad melaksanakan ideologi Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen,maka lahirlah UU Pokok Pers yang mengatur kedudukan pers
Indonesia sebagai suatu kekuatan masyarakat,penyalur,pembentuk pendapat
umum,pada Desember 1966. Titik pokok pers nasional adalah ketetapan sidang umum
MPRS IV Tahun 1966 ,disebutkan ‘’kebebasan pers Indonesia adalah kebebasan
untuk mengatakan serta menegakkan kebenaran dan keadilan,dan bukanlah kebebasan
dalam pengertian liberalisme .Pers
berhubungan dengan keharusan pertanggungjawaban,UU No.11 Tahun 1966 tentang
ketentuan-ketentuan pokok pers yang disempurnakan UU No.4 Tahun 1967 .Fungsi
Pers Nasional adalah alat revolusi dan merupakan mass media yang bersifat
aktif,dinamis kreatif,edukatif,dan
mempunyai fungsi kemasyarakatan,pendorong dan pemupuk daya pikiran kritis dan
progresif meliputi segala perwujudan kehidupan masyarakat Indonesia,karena itu
mempunyai
hak kontrol,kritik,dan koreksi serta konstruktif.Dua buah komponen system
komunikasi kita yang amat vital adalah radio dan televise.Pada masa ini kedua
komponen tersebut berkembang dengan pesatnya.Namun,beritanya tunduk pada
disiplin jurnalistik prs dan jurnalistik elektronik khususnya televisi.
Sebagai media yang memperjuangkan Pers
Pancasila,Merdeka mengecam iklim ekonomi liberal yang mulai memperlihatkan
wujudnya agar pemerintah melihat kembali system perekonomian Negara yang
hendaknya benar-benar berpijak pada pasal 33 UUD 1945.2
Berkali-kali Merdeka memberitahukan pada
pembacanya akan fungsi pers baik melalui beberapa pejabat Negara maupun lewat
tajuk,karikatur pojoknya.Sudah ada sindikatisme dalam urusan pers dengan gejala
menjadikan pers sebagai alat untuk mengkatrol ambisi perseorangan.Usaha Merdeka
untuk menjadikan dirinya sevbagai Pers Pancasila masih dalam
perjalanan.Kehidupan pers sangat mencekam dan dipenuhi rasa ketakutan.Pejabat
Presiden/Panglima Tertinggi Djuanda selaku Penguasa Perang Tertinggi
(peperti)mengeluarkan peraturan peperti no.10 Tahun 1960 yang melarang
penerbitan surat kabar atau majalah tanpa izin terlebih dahuludari penguasa
keadaan bahaya.Dalam formulir permohonan izin harus menandatangani pernyataan
tentang 19 hal yang wajib dilakukan.Oleh karena itu pada tanggal 1 Oktober
disebut hari tergelap dalam sejarah pers Indonesia.Selama Orde Baru sebanyak 46
dari 163 surat kabar pernah dibredel,Kompas pernah tidak terbit dua kali selama
beberapa hari pada tahun 1965 dan 1973.
Ditengah kesempitan ruang geraknya,pers
Indonesia termasuk Kompas masih tergerak dalam upaya menciptakan masyarakat
Indonesia baru yang demokratis dan professional.Misi lain yang diemban Kompas
adalah menjdi sUmber sejarah karena Koran dapat memberikan sumbangan melalui
penyajian berbagai topikdan keakuratan pemberitaanya.Fungsi pers adalah menjadi
mitra masyarakat dalam menghadapi berbagai pembaca, Jakob Oetama.
Pers Indonesia Selepas Era Orde Baru
Tahun 1965 bukan termasuk tahun kebebasan
pers.Sampai tumbangya Soeharto,negeri ini baru menikmati kebebasan kurang lebih
15 tahun,yaitu pertama,sejak saat penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada
Indonesia akhir 1949 sampai 1957 (ketika pemberangusan terhadap pers dimuli
bertubi-tubi).Kedua,antara tahun 1966 sampai dengan 1974 saat penerbitan pers
dihentikan pemerintah.
Sebuah
Pandangan Pers Profesional
M.Tabrani menulis tahun 1929,memberikan
gambaran tentang keadaan pers Indonesia,menurutnya pers Indonesia masih
rendah,tidak satupun surat kabar yang terbit ditunjang 3 unsur penting,yaitu:
redaksi yang berwewenang.administrasi yang aik,dan tenaga percetakan yang
terdidik.Kekurangan itu tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat
luarnya.Rubrik-rubrik dalam surat kabar megenai seni dan sastra
,perdagangan,pertanian,untuk wanita,ilmu teknik tidak dijumpai disitu,masalah
pers harus harus mendapat perhatian khusus,tanpa ada perbedaan aliran
politik,keyakinan,maupun agama,baru sedikit diantara para dokter,seniman,ahli
pertanian,kehewanan,para pendidik yang berhubungan dengan pers, melainkan masih
terbatas pada tokoh pemimpin pergerakan nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Marwati
DJ. Poesponegoro.(1984).Sejarah Nasional Indonesia IV.Jakarta:Balai Pustaka.
Marwati
Djoened Poesponegoro.(1993).Sejarah Nasional Indonesia V.Jakarta:Balai Pustaka.
Marwati
Djoened Poesponegoro.(1993).Sejarah Nasional Indonesia VI.Jakarta:Balai Pustaka
Abdul
Razaq Ahmad dan Andi Suwirta.(2007).Sejarah dan Pendidikan Sejarah:Perspektif
Malaysia dan Indonesia.Bandung:Historia
Utama Press.
Jakob
Oetama.(1987).Perspektif Pers
Indonesia,Jakarta:LP3ES.
Taufik
I.(1977).Sejarah dan Perkembangan Pers di Indonesia.____P.T. Triyince.
Pertjetakan
Negara.(1971).Garis Besar Perkembangan Pers Indonesia.Jakarta:Pertjetakan
Negara.
Ana
Nadhya Akbar.(1995).Panduan Buat Pers Indonesia.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
T.Atmadi.(1985).Bunga
Rampai Sistem Pers Indones.Jakarta:____.
Mochtar
Lubis.(1952).Pers dan Wartawan.Djakarta:Balai Pustaka.
Chaniago,J.R..(1986).Ditugaskan
Sejarah:Perjuangan Merdeka.Jakarta:Pustaka Merdeka.