Cari Blog Ini

Rabu, 12 Juli 2017

PEMUDA DAN SUMPAHNYA

             Tidak banyak dari kita yang tahu bahwa bangsa Indonesia lahir pada tahun 1928. Pada umumnya warga negara Indonesia mengira bahwa tanggal 17 Agustus 1945 adalah tanggal dimana bangsa Indonesia ini lahir. Ini dikarenakan bahwa pengetahuan masyarakat akan nilai-nilai sejarah sangat minim, bahkan ada juga yang tidak mengerti sama sekali. Sangat disayangkan sebenarnya, tapi inilah keadaan masyarakat Indonesia saat ini.            Dahulu, para pahlawan berkorban waktu, harta-benda, bahkan nyawa demi memerdekakan bangsa ini. Satu hati satu tujuan mereka bergerak berperang. Tidak sedikit yang meninggal dalam pertempuran. Mereka hidup dalam keadaan yang sangat tercekam. Untuk makan sehari-hari saja sangat susah. Tapi dengan kegigihan mereka, saat ini bangsa Indonesia dapat MERDEKA.
            Kemerdekaan Indonesia tentu tidak dapat dipisahkan dengan Sumpah Pemuda.  Sumpah Pemuda tidak keluar dari renungan ilmiah, yang dijiwai oleh nasionalisme saja. Juga tidak hanya alat perjuangan untuk melawan kolonialisme. peristiwa itu bermula dengan mempertentangkan segala anggapan dan prasangka tradisional1. Kita lihat terlebih dahulu keadaan sebelum Sumpah pemuda. Selama dua dasawarsa pertama, para pemimpin pergerakan kebangsaan kita berjuang mati-matian untuk mencapai persatuan, tapi yang mereka dapat hanyalah perpecahan habis-habisan. Para pemimpin itu tidak hanya gagal menggalang persatuan antar organisasi pergerakan kebangsaan, tapi terlebih telah menimbulkan perpecahan di dalam organisasi masing-masing. Lebih parah lagi, perpecahan itu lambat-laun tidak lagi dianggap sebagai kegagalan, tapi malah sebagai alasan yang lebih realistis untuk membentuk organisasi baru menurut garis suku, agama, usia, dan bidang kehidupan. Dalam keadaan kalut itulah beberapa pelajar tampil memperjuangkan persatuan pemuda. Mereka bertekad untuk membentuk suatu organisasi tunggal bagi pemuda, yakni Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI). Dengan dukungan mereka, terselenggaralah kongres pemuda yang pertama di Batavia, 30 April sampai 2 Mei 1926.
Tujuan kongres adalah untuk menjadikan semua organisasi pemuda sebagai pelopor bagi tercapainya cita-cita besar mengenai Persatuan Indonesia. Semua organisasi pemuda yang  namanya dimulai dengan “Jong” ikut serta, tapi kongres gagal mencapai tujuannya. Di
bawah pengaruh Jong Java, hampir semua organisasi pemuda itu tidak mau bergabung dalam suatu organisasi tunggal tapi hanya mau kalau dalam suatu perserikatan.Rapat dapat diselenggarakan kembali bersama organisasi-organisasi pelajar yang berhaluan perserikatan pada awal 1927. Tapi ternyata upaya membentuk organisasi tunggal gagal, dua bulan kemudian rapat diselenggarakan kembali dan berhasil merumuskan cita-cita bersama yaitu menuju Indonesia yang merdeka, dan persatuan pemuda sebagai upaya mencapainya.Lalu tibalah saatnya rapat berikutnya. Suasananya jauh lebih meriah dan bersemangat daripada rapat-rapat sebelumnya. Di sudut-sudut Batavia ditempeli plakat yang mengajak semua pemuda dan pemudi agar hadir. Ajakan dari mulut ke mulut juga ramai sekali. Sehingga pemuda yang hadir diperkirakan mencapai seribu orang, belum lagi tokoh-tokoh terkemuka partai politik, bahkan pejabat tinggi pemerintah jajahan. Polisi rahasia pun bukan main sibuknya. Tidak jelas bagaimana caranya, tahu-tahu rapat tersebut disebut sebagai Kongres Pemuda yang kedua yaitu pada 27-28 Oktober 1928.Tentu banyak penjelasan yang dapat diberikan mengapa bisa demikian, tapi ada satu hal yang tidak mungkin diabaikan, yaitu kemenangan Mohammad Hatta dan kawan-kawan dalam pengadilan di Den Haag, 22 Maret 1928. Setelah ditahan hampir selama enam bulan atas tuduhan melawan pemerintah dengan cara menimbulkan keonaran, Hatta dan kawan-kawan dibebaskan dari segala tuntutan hukum. Kemenangan itu disambut hangat di Indonesia selama berbulan-bulan.Seolah-olah merupakan simpul semangat yang meluap itu, timbul dua acara yang samasekali tidak dipersiapkan, yaitu mendengar lagu ciptaan seorang pemuda, Wage Rudolf Supratman, dan pengumuman keputusan kongres. Acara dengar lagu itu langsung bikin heboh karena polisi rahasia melarang Supratman membawakan lirik berjudul “Indonesia Raja” yang mengandung kata “merdeka”. Ketua kongres mengambil jalan tengah: Supratman hanya memperdengarkan melodi dengan gesekan biola diiringi piano. Walau pun demikian, acara itu memukau seluruh hadirin dengan rasa khidmat dan khusuk.Yang lebih mengejutkan lagi adalah acara pembacaan keputusan kongres. Ketua kongres sempat bingung karena tidak ada persiapan. Mendadak Muhammad Yamin menyodorkan secarik kertas berisi rencana keputusan kepada ketua, Sugondo Joyopuspito. Membaca naskah itu, ketua sangat tertegun karena tiga hal. Pertama, di sana tercantum semangat persatuan, padahal datangnya dari Muhammad Yamin yang terkenal menolak fusie. Kedua, naskah diubah dengan indah. Ketiga, dirumuskan dengan singkat dan jernih sehingga dianggap sangat cocok sebagai keputusan penting. Maka dibacakanlah hasil kongres yang terdiri dari tiga butir, masing-masing didahului dengan kata-kata yang sama, yaitu :

"Putusan Kongres Pemuda-Pemudi Indonesia"
            Kerapatan pemuda-pemudi Indonesia yang diadakan oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda indonesia yang berdasarkan kebangsaan, dengan namanya Jong Java, Jong Sumatra nen Bond (Pemuda Sumatra), Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Batak Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi, dan PPPI.
            Membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di negeri Jakarta sesudahnya mendengar pidato-pidato dan pembicaraan yang diadakan dalam kerapatan tadi.
            sesudahnya menimbang segala isi-isi pidati-pidato dan pembicaraannya ini; Kerapatan lalu mengambil keputusan.
pertama           : Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah  yang satu, Tanah Air  Indonesia.
kedua              : Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Ketiga             : Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
            Setelah mendengar putusan ini, kerapatan mengeluarkan keyakinan asas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan-perkumpulan kebangsaan indonesia.
            Mengeluarkan keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuannya:
            Kemauan,
            Sejarah,
            Bahasa,
            Hukum adat,
            Pendidikan adat dan kepanduan,
            dan mengeluarkan pengharapkan supaya putusan ini disiarkan dalam segala surat kabar, dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan kita.                                                                     28 Oktober 1928Dengan tiga butir keputusan itu, tersari dengan bening segala rumusan panjang-lebar dan berliku tentang tujuan, cita-cita, dan jeritan sukma organisasi-organisasi pergerakan selama dua dasawarsa. Sari yang bening itu bukan hasil rumusan tokoh-tokoh terkemuka organisasi politik pergerakan, melainkan oleh sejumlah pemuda yang bahkan tidak sempat mempersiapkannya. Apa yang disebut “Sumpah Pemuda” benar-benar merupakan hasil kristalisasi sejarah yang sudah berlangsung puluhan tahun. Tidak berlebihan bila peristiwa tersebut dianggap sebagai Puncak Gerakan Kebangsaan Indonesia.
Perjuangan mencapai masyarakat adil dan makmur harus sejiwa dengan kedalaman arti dan hakekat Sumpah Pemuda, yakni berdasarkan patriotisme Pancasila yang selalu merasakan kehadiran Zat Yang Maha Agung, yang demokratis, berprikemanusiaan dan penuh kedamaian batiniah dan badaniah, tidak berdasarkan patriotisme Bismarch yang bersemboyan Blut und Eisen, yakni darah dan besi. Ia juga tidak berdasarkan chauvinism (faham kebangsaan yang sempit) dan xenophobia (benci kepada bangsa asing). Malah sebaliknya,ia berkewajiban berusaha memupuk saling pengertian yang damai antar bangsa di seluruh dunia yang dapat mewujudkan suatu keseimbangan paling harmonis antar peradaban manusia yang satu dengan peradaban yang lainnya.



DAFTAR PUSTAKA

Badrika, I Wayan.2006.SEJARAH2a.Jakarta:Bumi Aksara
Foulcher, Keith.2002.Sumpah Pemuda: Makna & Proses Penciptaan Atas Sebuah Simbol _______Kebangsaan Indonesia.Jakarta:Komunitas Bambu
Frederick, William H.1982.Pemahaman Sejarah Indonesia.Jakarta:LP3ES
Kol.TNI-AD Purn R.H.A Hidayat S.H. Indonesia Menyongsong Era Kebangkitan Nasional _______II.Jakarta:YAYASAN VETERAN RI JAKARTA
Loebis, Aboe Bakar.1992.Kilas Balik Revolusi.Jakarta:UIP
Magnis, Franz.2007.Etika Kebangsaan, Etika Kemanusiaan: 79 th Sumpah Pemuda.Yogyakarta: _______Kanisius
Notosusanto, Nugroho.1979.SEJARAH NASIONAL INDONESIA.Jakarta:DEPARTEMEN _______PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
R.Z. Leirissa, MA.1989.Sejarah Pemikiran Tentang Sumpah Pemuda. Jakarta: DEPDIKBUD
Yayasan Gedung-Gedung Bersejarah Jakarta.1978.45 TAHUN SUMPAH _______PEMUDA.Jakarta:Gunung Agung
Yayasan Gedung-Gedung Bersejarah Jakarta.1978.Bunga Rampai Soempah _______Pemoeda.Jakarta:Balai Pustaka